Catatan dari Kejadian di Indonesia tgl 14 Januari 2016 kemarin

Beberapa hari yang lalu banyak tulisan beredar di whatsapp (baik yg berisi fakta atau opini atau hoax), salah satunya adalah yg mengaitkan antara bom di Sarinah, Jakarta dengan kontrak Freeport di Irian. Begini isinya:



Menurut sebagian teman saya, ciri2 tulisan tersebut adalah hoax.
Tapi, dalam pandangan saya, terlepas dari masalah tulisan tersebut hoax atau tidak, ada beberapa kebenaran yg bisa kita pikirkan lebih lanjut: tanggal kedua peristiwa tersebut sama: teror bom di Jakarta, dan perpanjangan kontrak Freeport di Irian.

Lalu, apa sekarang saya jadi pemerhati politik? Of course not, my concern was and will always about personal finance. And for extra note, personally I would prefer this nation to be robbed than to be destroyed by full-war seperti di film2 dystopia model "The Hunger Games" dan "Divergent".
Jadi kesimpulannya sekarang kekayaan bumi Indonesia (berikut kekayaan bumi di negara2 muslim lainnya) selalu akan dikuras habis oleh "konspirasi dunia", dan cadangan emasnya pun sudah banyak yg ada di tangan mereka. Langkah tersebut bisa jadi sudah dimulai sejak dahulu kala, dilihat dari sistem Bretton Woods (1944-1976) diberlakukan dan uang fiat mulai melambung serta beberapa krisis ekonomi di seluruh dunia. Menurut saya, penggiat dinar dirham yg menggunakan dinar dirham untuk transaksi sehari2 juga kurang praktis untuk kehidupan di zaman sekarang dan nilainya pun tidak akan mengalahkan nilai cadangan emas para konspiratr yang dimaksud.

Tapi, untuk urusan konspirasi sebaiknya kita kembali kepada iman Islam kita "Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya." QS Ali Imran (3): 54.
Serta hanya berpikir apa yang dapat kita lakukan sebaik2nya untuk menjadi salah satu pemain dalam mengcounter konspirasi tersebut.
Menurutku kita hanya bisa: memahami apa yg terjadi dengan sistem uang fiat yang kita gunakan sekarang. Tidak banyak2 menabung jangka panjang untuk uang fiat, berusaha mensejahterakan keluarga dengan mengikuti kenyataan di dunia dimana harga barang akan terus mengalami inflasi. Meningkatkan keterampilan (sesuai bidang masing2) dan keimanan adalah hal yang bisa kita lakukan untuk menghadapi konspirasi tersebut.